ADIT KURNIADI— Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, bel tanda masuk dan ujian dimulai pun sudah berbunyi. Namun, Heri Fahmi (19) belum juga tiba di sekolah. Heri Fahmi adalah murid kelas 12 jurusan IPS di SMU Negeri I Lhoknga, Aceh Besar. Khawatir dengan Heri, akhirnya guru pun menjemputnya.
Ujian sudah berlangsung 20 menit, Heri baru tiba di sekolah. Walau sedikit terlambat, Heri Fahmi masih bisa mengikuti ujian dengan baik. SMU Negeri I Lhoknga memang menerapkan sistem menjemput murid jika murid belum tiba di sekolah tanpa kabar apa pun.
Menurut Elli Suzanna, sang kepala sekolah, upaya ini dilakukan agar murid-murid tidak tertinggal pelajaran atau ujian. Pihak sekolah merasa bertanggung jawab atas keberadaan murid-muridnya di sekolah. Begitu pun saat ujian nasional hari pertama berlangsung, mengetahui ada muridnya yang belum tiba, Elli pun menginstruksikan kepada para guru untuk menjemput sang murid.
"Kami selalu berusaha menjadi bagian dari murid-murid yang ada, apalagi jika murid tersebut yatim piatu, jadi kami para guru adalah orangtua pengganti bagi mereka, jadi mereka harus diperhatikan. Saat menjemput ke sekolah, kami pun bertanya apa masalah yang sedang dihadapi, sehingga harus tidak sekolah atau terlambat datang ke sekolah," tutur Elli, saat menunggu ujian nasional berlangsung, Senin (16/4/2012).
Apalagi, tambah Elli, murid-murid SMUN I Lhoknga ini adalah korban gempa dan tsunami, jadi banyak di antara mereka yang sudah tidak memiliki orangtua. "Termasuk Heri Fahmi yang barusan datang terlambat, dia tinggal sendiri di rumah, jadi kondisi ini menjadi kewajiban guru untuk memberikan perhatian untuk dia," katanya.
Seusai mengikuti ujian, Heri pun mengaku kalau ia kehilangan kunci sepeda motor sehingga ia terlambat menuju sekolah untuk mengikuti ujian. "Semalam saya tidur agak larut karena mempersiapkan diri untuk ujian, jadi pas bangun, bingung mencari kunci kereta (sepeda motor) di mana letaknya, akhirnya terlambat dan kemudian dijemput oleh guru," ujar Heri, tersenyum malu.
Heri berjanji akan lebih teliti lagi dalam menjalani hidupnya, yang kini sebatang kara. Heri juga berharap bisa lulus ujian sehingga bisa melanjutkan pendidikannya. "Kalau belum bisa melanjutkan, ya nanti cari kerja dulu. Saya berharap bisa lulus ujian saja, itu hal utama," katanya.
Hari pertama ujian nasional berlangsung lancar, termasuk di SMUN I Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Menurut Elli, jauh hari sebelum ujian dilaksanakan, murid-murid ini sudah mendapat pelajaran tambahan di sekolah, terutama membahas soal-soal ujian tahun lalu.
Hal ini dilakukan agar murid-murid siap dan bisa mendapat nilai sesuai target yang sudah ditetapkan. Di Provinsi Aceh, sebanyak 4.967 pelajar sekolah menengah atas dan sederajat mengikuti UN. Itu terdiri dari pelajar SMU sebanyak 3.286 siswa, madrasah aliyah 735 siswa, SMK sebanyak 925 siswa, dan pelajar dengan kebutuhan khusus alias sekolah luar biasa sebanyak 21 siswa.
BANDA ACEH, KOMPAS.com