TEMPO.CO, Tokyo -
Pemerintah Jepang mengaktifkan kembali reaktor nuklir. Ini adalah
pertama kalinya sejak negara itu mematikan instalasi tenaga nuklir
selama dua bulan setelah bencana di Fukushima.
Kebangkitan
kembali reaktor No. 3 di pabrik nuklir Ohi adalah permintaan dari
Perdana Menteri Yoshihiko Noda. Kebijakan ini telah mengundang protes
dari publik.Operator pabrik, Kansai Electric Power, telah mempersiapkan reaktor tersebut untuk bisa beroperasi kembali pada Minggu.
Sebanyak 50 reaktor nuklir fungsional di Jepang dimatikan satu demi satu untuk pengecekan keamanan setelah bencana pada pabrik Fukushima Daiichi. Reaktor nuklir tersebut telah membuat sebagian besar kawasan utara Jepang terkena radiasi.
Reaktor terakhir ditutup pada awal Mei, di tengah kekhawatiran publik atas keselamatan instalasi nuklir jika terjadi gempa besar dan tsunami di Jepang seperti yang terjadi pada Maret 2011.
Noda mengatakan pembangkitan kembali reaktor nuklir diperlukan untuk menghindari kekurangan tenaga listrik yang bisa melumpuhkan kawasan Kansai. Bagaimana pun keputusannya telah menarik oposisi publik yang sangat vokal. Kebanyakan orang Jepang mengatakan Noda telah mengabaikan keselamatan untuk melindungi industri nuklir.
Selama akhir pekan sekitar 200 orang pengunjuk rasa memblokade jalan ke pabrik Ohi. Kansai Electric mengatakan telah mengerahkan staf yang cukup untuk memulai kembali mengaktifkan reaktor. Namun wakil menteri senior dari kementerian yang membawahkan tenaga nuklir harus diangkut ke pabrik dengan menggunakan perahu. "Saya melihat ini dengan perasaan tegang," kata pejabat dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Seishu Makino seperti dikutip The New York Times, Senin, 2 Juli 2012.
"Pemerintah telah mengambil langkah penting ke depan meskipun ada kontroversi," kata dia.
Sementara itu, pada Minggu, sekitar seribu orang berunjuk rasa di Tokyo. Dua hari sebelumnya, puluhan ribu demonstran meneriakkan slogan antinuklir di depan rumah perdana menteri.
Meski banyak menuai protes, Kansai Electric mengatakan telah menarik batang roda pada inti reaktor pada Minggu malam, sehingga bisa melanjutkan fisi nuklir. Operator berharap akan mendapatkan reaksi nuklir berkelanjutan pada Senin pagi dan transmisi listrik pertama pada rabu mendatang.






